Setelah ikut andil dalam perang dunia 2, jepang ingin menguasai negara-negara jajahan sekutu yang ada di asia.
Indonesia pun masuk pada sebuah periode pendudukan Jepang. Transfer kekuasaanpun terjadi dari sistem pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada sistem pemerintahan pendudukan militer Jepang.
Jepangisasi pun terjadi di dalam banyak sekali bidang kehidupan. Selain dalam hal struktur pemerintahan dan sistem gaji, jepangisasi juga terjadi di banyak sekali bidang.
Untuk hari-hari besar yang boleh dipasang hanya bendera Hinomaru, lagu kebangsaan yang digunakan ialah Kimigayo, pemberlakuan waktu Jepang, rakyat merayakan Tencosetsu, yaitu hari lahirnya Kaisar Hirohito, dan pemberlakuan mata uang rupiah Hindia Belanda sebagai alat jual beli dan pembayaran.
Baca: Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia pada banyak sekali bidang
Bagaimana sistem pemerintahan pendudukan militer Jepang sanggup berjalan? Kebijakan umum Jepang terhadap rakyat Indonesia memiliki beberapa prioritas utama sebagai berikut.
Hal ini menjadikan meluasnya kesempatan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Pengerahan tenaga kerja untuk membantu Jepang dalam menciptakan benteng pertahanan, lapangan terbang, dan terowongan.
Dengan jalan kinrohoshi (kerja bakti) dan romusha (kerja paksa). Para perjaka dari desa-desa direkrut dan dibawa ke daerah-daerah lain untuk mengerjakan proyek-proyek Jepang.
Selain itu, untuk keperluan perang sangat diharapkan tersedianya perbekalan yang cukup. Dari sinilah muncul ilham penyerahan pangan dari rakyat kepada tentara pendudukan.
Oleh alasannya itu, sungguh memilukan kondisi rakyat pada zaman Jepang, yaitu tenaga diperas harta dirampas.
Jepang juga membentuk Gyugun, yaitu tentara garis kedua yang bertugas menjadi ”Pembela Tanah Air” atau yang lalu dikenal dengan PETA.
Kebijakan ini disambut dengan bangga oleh rakyat alasannya untuk pertama kalinya perjaka Indonesia menerima pendidikan kemiliteran. Sumber https://www.berpendidikan.com
Pengaruh Kebijakan Pemerintah Jepang terhadap Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Kita telah mengetahui waktu dan tempat-tempat bala tentara Jepang itu masuk ke Indonesia. Dalam waktu yang relatif singkat, angkatan perang Hindia Belanda bertekuk lutut kepada bala tentara Jepang di Kalijati tanggal 8 Maret 1942.Indonesia pun masuk pada sebuah periode pendudukan Jepang. Transfer kekuasaanpun terjadi dari sistem pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada sistem pemerintahan pendudukan militer Jepang.
Jepangisasi pun terjadi di dalam banyak sekali bidang kehidupan. Selain dalam hal struktur pemerintahan dan sistem gaji, jepangisasi juga terjadi di banyak sekali bidang.
Untuk hari-hari besar yang boleh dipasang hanya bendera Hinomaru, lagu kebangsaan yang digunakan ialah Kimigayo, pemberlakuan waktu Jepang, rakyat merayakan Tencosetsu, yaitu hari lahirnya Kaisar Hirohito, dan pemberlakuan mata uang rupiah Hindia Belanda sebagai alat jual beli dan pembayaran.
Dampak Perang |
Baca: Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia pada banyak sekali bidang
Bagaimana sistem pemerintahan pendudukan militer Jepang sanggup berjalan? Kebijakan umum Jepang terhadap rakyat Indonesia memiliki beberapa prioritas utama sebagai berikut.
a. Menghapuskan Pengaruh-Pengaruh Barat
Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Jepang dalam menghapus efek Belanda dalam kehidupan masyarakat Indonesia antara lain berupa pelarangan peredaran buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris.Hal ini menjadikan meluasnya kesempatan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
b. Memobilisasi Rakyat demi Perang Dai Toa (Perang Suci)
Untuk kebebasan dan kemakmuran bangsa-bangsa Asia, bagi Jepang setiap peperangan harus mencapai sebuah kemenangan. Kebijakan yang diambil antara lain sebagai berikut.Pengerahan tenaga kerja untuk membantu Jepang dalam menciptakan benteng pertahanan, lapangan terbang, dan terowongan.
Dengan jalan kinrohoshi (kerja bakti) dan romusha (kerja paksa). Para perjaka dari desa-desa direkrut dan dibawa ke daerah-daerah lain untuk mengerjakan proyek-proyek Jepang.
Selain itu, untuk keperluan perang sangat diharapkan tersedianya perbekalan yang cukup. Dari sinilah muncul ilham penyerahan pangan dari rakyat kepada tentara pendudukan.
Oleh alasannya itu, sungguh memilukan kondisi rakyat pada zaman Jepang, yaitu tenaga diperas harta dirampas.
c. Terjaganya Keamanan dan Ketenteraman di Daerah Pendudukan
Kempetai, yaitu polisi militer Jepang bertindak sangat bengis dan kejam dengan melaksanakan penangkapan dan penganiayaan secara sewenang-wenang.Jepang juga membentuk Gyugun, yaitu tentara garis kedua yang bertugas menjadi ”Pembela Tanah Air” atau yang lalu dikenal dengan PETA.
Kebijakan ini disambut dengan bangga oleh rakyat alasannya untuk pertama kalinya perjaka Indonesia menerima pendidikan kemiliteran. Sumber https://www.berpendidikan.com
Buat lebih berguna, kongsi: