Pembahasan kali ini ialah wacana prinsip dasar pandangan gres van mook, pengertian garis van mook, kebijakan pemerintah belanda di indonesia, sistem pemerintahan federal, isi perjanjian roem royen, konferensi inter indonesia dan pembentukan negara indonesia timur.
Prinsip dasar dari gagasan Van Mook diambil dari kebijakan Ratu Belanda yang disampaikan dalam pidatonya pada tanggal 7 Desember 1942. Isinya antara lain sebagai berikut.
Pertama, Indonesia akan dijadikan negara commonwealth (persemakmuran) berbentuk federasi yang mempunyai pemerintahan sendiri di dalam lingkungan Kerajaan Belanda.
Kedua, problem dalam negeri diurus oleh Indonesia, sementara urusan luar negeri diurus oleh pemerintah Belanda.
Ketiga, sebelum dibentuknya persemakmuran akan dibuat pemerintah peralihan selama sepuluh tahun.
Berdasar prinsip dan konsep-konsep di atas itulah Van Mook mengoperasionalkan seluruh kebijakan pemerintah Belanda di Indonesia.
Van Mook berhasil merealisasikan idenya untuk membentuk sistem pemerintahan federal dengan membentuk Negara Indonesia Timur pada tanggal 18 Desember 1946.
Pembentukan NIT ini berdasar Konferensi Denpasar yang diselenggarakan tanggal 18–24 Desember 1946. Setelah melalui proses pemilihan jadinya terbentuk susunan kabinet NIT.
Jabatan presiden terpilih Sukawati dan Tajuddin Noor (ketua parlemen/wakil presiden). Negara Indonesia Timur jadinya dikukuhkan dikala itu juga oleh Van Mook berdasar staatsblad D. 65 Hindia Belanda.
Meskipun terbentuk negara sendiri, kekuasaan negara secara mutlak dipegang oleh Letnan Gubernur Jenderal Van Mook.
Setelah berhasil mendirikan negara-negara bab di banyak sekali daerah, pada tanggal 29 Mei 1948 diadakan Konferensi Federal di Bandung.
Konferensi yang dipimpin oleh Mr. Adil Puradiredja (PM Negara Pasundan) itu, dihadiri para utusan dari negara-negara bab hasil kreasi Van Mook.
Peserta konferensi jadinya menyepakati pembentukan Bijeenkomst voor Federal Overlag (BFO) atau Badan Permusyawaratan Federal, yang berada di luar Republik.
Van Mook mengharapkan semoga Republik Indonesia bergabung ke dalam BFO ini. Terpilih sebagai ketua BFO ialah Sultan Hamid II dari Pontianak.
Rencana Van Mook yang kelihatan matang dan terjadwal itu menjadi bubar berantakan. Para pemimpin BFO dan Republik Indonesia di luar dugaan Van Mook, bertemu dan membangun komunikasi.
a. Konsep federalisme Van Mook selain sulit diaplikasikan juga mulai disadari sebagai pengingkaran terhadap impian negara yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
b. Besarnya reaksi dan pertolongan internasional terhadap Republik Indonesia sehabis Belanda melakukan Agresi Militer II tanggal 19 Desember 1948, menunjukan eksistensi Republik Indonesia.
c. Gengsi pemerintah Republik Indonesia semakin tinggi sehabis para pemimpinnya kembali ke Yogyakarta tanggal 6 Juli 1945 dari pengasingannya di Pulau Bangka.
d. Heroisme rakyat dalam perang gerilya di bawah pimpinan Jenderal Soedirman, berada di luar dugaan para pemimpin negara-negara bagian.
e. Keberhasilan United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai pengganti KTN dalam membawa Indonesia dan Belanda ke meja perundingan.
Ide Van Mook untuk membuat negara federal di Indonesia tidak tercapai sebelum sempat berdiri secara utuh. Konferensi Inter-Indonesia di Istana Negara Yogyakarta tanggal 19–22 Juli 1949 identik dengan rapat persatuan.
Delegasi Republik Indonesia dan BFO saling duduk berdampingan dan gotong royong menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang juga akan dijadikan lagu kebangsaan RIS. Sumber https://www.berpendidikan.com
Prinsip dasar pandangan gres Van Mook
Pada mulanya gagasan federasi sebagai struktur kenegaraan di Indonesia dicetuskan oleh Van Mook tanggal 21 Desember 1945 pada rapat Dewan Menteri Kerajaan Belanda.Prinsip dasar dari gagasan Van Mook diambil dari kebijakan Ratu Belanda yang disampaikan dalam pidatonya pada tanggal 7 Desember 1942. Isinya antara lain sebagai berikut.
Pertama, Indonesia akan dijadikan negara commonwealth (persemakmuran) berbentuk federasi yang mempunyai pemerintahan sendiri di dalam lingkungan Kerajaan Belanda.
Kedua, problem dalam negeri diurus oleh Indonesia, sementara urusan luar negeri diurus oleh pemerintah Belanda.
Ketiga, sebelum dibentuknya persemakmuran akan dibuat pemerintah peralihan selama sepuluh tahun.
Berdasar prinsip dan konsep-konsep di atas itulah Van Mook mengoperasionalkan seluruh kebijakan pemerintah Belanda di Indonesia.
Van Mook berhasil merealisasikan idenya untuk membentuk sistem pemerintahan federal dengan membentuk Negara Indonesia Timur pada tanggal 18 Desember 1946.
Pembentukan NIT ini berdasar Konferensi Denpasar yang diselenggarakan tanggal 18–24 Desember 1946. Setelah melalui proses pemilihan jadinya terbentuk susunan kabinet NIT.
Jabatan presiden terpilih Sukawati dan Tajuddin Noor (ketua parlemen/wakil presiden). Negara Indonesia Timur jadinya dikukuhkan dikala itu juga oleh Van Mook berdasar staatsblad D. 65 Hindia Belanda.
Meskipun terbentuk negara sendiri, kekuasaan negara secara mutlak dipegang oleh Letnan Gubernur Jenderal Van Mook.
Negara Bagian bentukan Van Mook
Selain membentuk Negara Indonesia Timur, Van Mook juga membuat negara-negara bab yang lain. Negara-negara bab yang berhasil dibuat Van Mook antara lain sebagai berikut.Tabel: Daftar Negara Bagian bentukan Van Mook |
Setelah berhasil mendirikan negara-negara bab di banyak sekali daerah, pada tanggal 29 Mei 1948 diadakan Konferensi Federal di Bandung.
Konferensi yang dipimpin oleh Mr. Adil Puradiredja (PM Negara Pasundan) itu, dihadiri para utusan dari negara-negara bab hasil kreasi Van Mook.
Peserta konferensi jadinya menyepakati pembentukan Bijeenkomst voor Federal Overlag (BFO) atau Badan Permusyawaratan Federal, yang berada di luar Republik.
Van Mook mengharapkan semoga Republik Indonesia bergabung ke dalam BFO ini. Terpilih sebagai ketua BFO ialah Sultan Hamid II dari Pontianak.
Rencana Van Mook yang kelihatan matang dan terjadwal itu menjadi bubar berantakan. Para pemimpin BFO dan Republik Indonesia di luar dugaan Van Mook, bertemu dan membangun komunikasi.
FBO dan Federalisme Van Mook
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi alasan para pemimpin BFO tidak terlalu peduli dengan federalisme Van Mook.a. Konsep federalisme Van Mook selain sulit diaplikasikan juga mulai disadari sebagai pengingkaran terhadap impian negara yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
b. Besarnya reaksi dan pertolongan internasional terhadap Republik Indonesia sehabis Belanda melakukan Agresi Militer II tanggal 19 Desember 1948, menunjukan eksistensi Republik Indonesia.
c. Gengsi pemerintah Republik Indonesia semakin tinggi sehabis para pemimpinnya kembali ke Yogyakarta tanggal 6 Juli 1945 dari pengasingannya di Pulau Bangka.
d. Heroisme rakyat dalam perang gerilya di bawah pimpinan Jenderal Soedirman, berada di luar dugaan para pemimpin negara-negara bagian.
e. Keberhasilan United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai pengganti KTN dalam membawa Indonesia dan Belanda ke meja perundingan.
Isi Perundingan Roem Royen
Pada tanggal 7 Mei 1948 diselenggarakan Perundingan Roem-Royen. Salah satu keputusannya bahwa ”Belanda tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di tempat yang dikuasai oleh Republik Indonesia sebelum tanggal 19 Desember 1948 dan tidak akan meluaskan negara atau tempat dengan merugikan Republik”.Ide Van Mook untuk membuat negara federal di Indonesia tidak tercapai sebelum sempat berdiri secara utuh. Konferensi Inter-Indonesia di Istana Negara Yogyakarta tanggal 19–22 Juli 1949 identik dengan rapat persatuan.
Delegasi Republik Indonesia dan BFO saling duduk berdampingan dan gotong royong menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang juga akan dijadikan lagu kebangsaan RIS. Sumber https://www.berpendidikan.com
Buat lebih berguna, kongsi: