Berbagai perubahan yang terjadi dalam masyarakat menuntut adanya penyesuaian. Bentuk dari penyesuaian yang sanggup dilakukan oleh warga masyarakat dalam menghadapi perubahan sosial diantaranya yaitu dengan asimilasi dan akomodasi.
Menurut Soerjono Soekanto, istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu sebagai suatu keadaan dan proses.
Sebagai suatu keadaan, fasilitas diartikan sebagai kenyataan adanya suatu keseimbangan korelasi antarindividu atau kelompok dalam berinteraksi.
Sebagai suatu proses, fasilitas dimaksudkan sebagai perjuangan insan untuk meredakan atau menghindari konflik dalam rangka mencapai kestabilan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, akomodasi adalah pembiasaan sosial dalam interaksi antara langsung dan kelompok insan untuk meredakan pertentangan.
Dalam arus perubahan sosial yang sangat deras, muncul tuntutan dan penyesuaian-penyesuaian baru. Apabila tuntutan dan pembiasaan gres itu kurang atau bahkan tidak sanggup diterima dan tidak dilakukan, akan menjadikan guncangan sosial dalam masyarakat.
Guncangan-guncangan tersebut membawa potensi bagi munculnya disintegrasi. Proses fasilitas bahu-membahu merupakan upaya untuk mencari terobosan terhadap banyaknya tuntutan dan kontradiksi dalam masyarakat.
Secara sosiologis, fasilitas sebagai upaya penyelesaian konflik mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapi, contohnya untuk mengurangi konflik antarindividu atau kelompok sebagai akhir perbedaan paham, untuk mencegah meledaknya konflik untuk sementara waktu, dan biar terjadi kolaborasi antarkelompok sosial yang saling terpisah akhir faktor sosial psikologis.
Sumber https://www.berpendidikan.com
Pengertian Akomodasi
 |
| Akomodasi |
Sebagai suatu keadaan, fasilitas diartikan sebagai kenyataan adanya suatu keseimbangan korelasi antarindividu atau kelompok dalam berinteraksi.
Sebagai suatu proses, fasilitas dimaksudkan sebagai perjuangan insan untuk meredakan atau menghindari konflik dalam rangka mencapai kestabilan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, akomodasi adalah pembiasaan sosial dalam interaksi antara langsung dan kelompok insan untuk meredakan pertentangan.
Dalam arus perubahan sosial yang sangat deras, muncul tuntutan dan penyesuaian-penyesuaian baru. Apabila tuntutan dan pembiasaan gres itu kurang atau bahkan tidak sanggup diterima dan tidak dilakukan, akan menjadikan guncangan sosial dalam masyarakat.
Guncangan-guncangan tersebut membawa potensi bagi munculnya disintegrasi. Proses fasilitas bahu-membahu merupakan upaya untuk mencari terobosan terhadap banyaknya tuntutan dan kontradiksi dalam masyarakat.
Secara sosiologis, fasilitas sebagai upaya penyelesaian konflik mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapi, contohnya untuk mengurangi konflik antarindividu atau kelompok sebagai akhir perbedaan paham, untuk mencegah meledaknya konflik untuk sementara waktu, dan biar terjadi kolaborasi antarkelompok sosial yang saling terpisah akhir faktor sosial psikologis.
Sumber https://www.berpendidikan.com
Buat lebih berguna, kongsi:
