Pengertian Dan 4 Pola Puisi Subjektif Dan Objektif Dalam Bahasa Indonesia

Pengertian Dan 4 Contoh Puisi Subjektif dan Objektif dalam Bahasa Indonesia. Sebelumnya, kami telah mendiskusikan dan menyajikan contoh-contoh puisi fisik, platonik, dan metafisik. Kali ini, kita akan membahas dua dari jenis puisi lainnya, puisi subyektif dan obyektif. Syair subyektif ialah puisi yang mengekspresikan ide, pikiran, perasaan, dan suasana yang dirasakan oleh penyair itu sendiri, sedangkan puisi obyektif ialah puisi yang membahas hal-hal di luar diri penyair. 

Syair subyektif biasanya sanggup ditemukan dalam rujukan puisi liris, rujukan puisi romansa, atau rujukan puisi yang elegan. Sementara itu, puisi obyektif juga sanggup ditemukan dalam rujukan puisi deskriptif pendek, rujukan puisi dramatis, dan rujukan puisi naratif.

Untuk lebih memahami menyerupai apa dua puisi ini, berikut beberapa rujukan puisi subyektif dan obyektif yang ditulis dalam bahasa Indonesia yang diambil dari aneka macam sumber.

 Contoh Puisi Subjektif dan Objektif dalam Bahasa Indonesia Pengertian Dan 4 Contoh Puisi Subjektif dan Objektif dalam Bahasa Indonesia


1. Contoh Puisi Objektif

Sepasang Lampu Beca*
Karya: Sapardi Djoko Damono

Untuk Isma Sawitri
ada sepasang lampu beca bernyanyi lirih di muara gang
tengah malam sementara si kakak sudah tertidur sebelum
gerimis reda
mereka harus bernyanyi lantaran kalau sunyi tiba-
datang tepat bunga yang tadi siang tanggal dari keranda
lewat itu akan mendadak semerbak dan menyusup ke dalam
pori-pori si kakak beca kemudian mengalir si sela-sela darahnya
sehingga ia merasa sedang bertapa dalam sebuah gua
digoda oleh seribu bidadari yang menjemputnya ke suralaya
dan hai selamat tinggal dunia

*Sumber: Sapardi Djoko Damono, Melipat Jarak, (Jakarta, Gramedia:2015), hlm 6 dengan sedikit perubahan bentuk puisi

Tiga Serangkai Lampu Beca*
Karya: Isma Sawitri

tiga serangkai lampu beca
ya mustapha ya mustapha
tiga serangkai lampu beca
di sisi kiri dan di sisi kanan
yang satu berkaca merah
satunya lagi berkaca hijau
tiga serangkai lampu beca
dibawa berkayuh terayun-ayun
malam melenggang menurun embun
ya mustapha mari pulang
ke sarang nyamuk ke sarang lalat
ke sarang mimpu
kawasan sangkutan topi
ya mustapha –
kokok ayam dinihari

*Sumber: Sapardi Djoko Damono, Bilang Begini Maksudnya Begitu, (Jakarta, Gramedia:2016), hlm 106-107.


2. Contoh Puisi Subjektif
Aku
Karya: Chairil Anwar

Kalau hingga waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini hewan jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan saya akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

*Sumber: Puisi-Puisi Chairil Anwar (1922-1949), Kakilangit Horison edisi April 2016, hlm 6.


Derai-Derai Cemara*
Karya: Chairil Anwar

cemara menderai hingga jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
saya sekarag orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tidak diucapkan
sebelum pada karenanya kita menyerah

1949

*Sumber, Puisi-Puisi Chairil Anwar (1922-1949), Kakilangit Horison Edisi April 2016, hlm 9.

Demikianlah beberapa rujukan dari puisi subjektif dan objektif dalam bahasa Indonesia yang diambil dari aneka macam sumber. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa rujukan puisi lainnya, pembaca bisa membuka artikel rujukan puisi epik, atau rujukan puisi ode. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan pembaca sekalian. Sekian dan terima kasih.


Sumber https://www.isplbwiki.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: