Pembahasan kali ini yaitu ihwal beberapa kejadian di kawasan dalam upaya usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yaitu kejadian bencana perang medan area atau sering disebut dengan kejadian medan area yang terjadi pada akhir-akhir tahun 1945.
Provokasi dan teror yang sengaja dilakukan oleh NICA dengan cepat dibalas oleh perjaka dan rakyat. Pada tanggal 14 Oktober 1945 seorang tentara NICA mencabut lencana Merah Putih milik seorang anak kecil kemudian menginjak-injaknya.
Insiden itu memicu konflik di Kota Medan yaitu perjaka dan rakyat bersenjatakan tombak serta bambu runcing menyerbu kota berhadapan dengan NICA. Suasana ini sanggup diredakan oleh Achmad Tahir dari barisan pemuda.
Pada tanggal 18 Oktober 1945 T.E.D. Kelly mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa rakyat dihentikan memakai senjata dan diharuskan menyerahkannya kepada tentara Sekutu.
Saat itu pemerintah dan rakyat Medan memang sedang melaksanakan perintah presiden untuk mendirikan BKR dan mengadakan mobilisasi umum.
Selanjutnya, tanggal 20 Oktober 1945 dimulailah latihan kemiliteran di bawah pimpinan opsir eks Gyugun dan Heiho.
Pada tanggal 1 Desember 1945 tentara Sekutu memasang papan-papan nama yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area yaitu batas kekuasaan yang ditentukan secara sepihak.
Tentara Inggris dari NICA melaksanakan agresi pengusiran terhadap perjaka dan warga yang kemudian dibalas dengan pengepungan.
Kota Medan menjadi tidak kondusif sampai tanggal 10 Desember 1945 tentara Inggris mengadakan serangan besarbesaran terhadap konsentrasi TKR.
Pertempuran sengit pun terjadi di beberapa front. Gedung Arca dan Komite Nasional Indonesia dibakar tanggal 16 Desember 1945 dan keesokan harinya terjadi pengepungan tentara Inggris di Jalan Serdang.
Akibatnya, masjid Jamik hancur, demikian pula kantor kerapatan Sungai Percut, asrama TKR. RRI Sumatra yang terletak di Kampung Baru didinamit sampai hancur, sementara Harian Sinar Deli dihentikan terbit mulai tanggal 18 Desember 1945.
Sementara itu, TKR berhasil mengadakan serangan umum tanggal 15 Januari 1946. Di antaranya dipimpin oleh Achmad Tahir, Letnan Kolonel Cut Rachman, dan Mayor Martinus. Kota diserang dari segala penjuru dan pimpinan tentara Inggris pun mengajak diadakannya perundingan.
Sumber https://www.berpendidikan.com
Insiden Medan Area
Di wilayah Sumatra terjadi pertempuran Medan Area. Sebagaimana berlangsung di daerah-daerah lain, kedatangan pasukan Sekutu juga diikuti bala tentara NICA. Tentara Sekutu tiba di Medan tanggal 10 Oktober 1945 dipimpin Brigjen T.E.D. Kelly.Provokasi dan teror yang sengaja dilakukan oleh NICA dengan cepat dibalas oleh perjaka dan rakyat. Pada tanggal 14 Oktober 1945 seorang tentara NICA mencabut lencana Merah Putih milik seorang anak kecil kemudian menginjak-injaknya.
Insiden itu memicu konflik di Kota Medan yaitu perjaka dan rakyat bersenjatakan tombak serta bambu runcing menyerbu kota berhadapan dengan NICA. Suasana ini sanggup diredakan oleh Achmad Tahir dari barisan pemuda.
Pada tanggal 18 Oktober 1945 T.E.D. Kelly mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa rakyat dihentikan memakai senjata dan diharuskan menyerahkannya kepada tentara Sekutu.
Saat itu pemerintah dan rakyat Medan memang sedang melaksanakan perintah presiden untuk mendirikan BKR dan mengadakan mobilisasi umum.
Selanjutnya, tanggal 20 Oktober 1945 dimulailah latihan kemiliteran di bawah pimpinan opsir eks Gyugun dan Heiho.
Gambar: Peristiwa Medan Area |
Pada tanggal 1 Desember 1945 tentara Sekutu memasang papan-papan nama yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area yaitu batas kekuasaan yang ditentukan secara sepihak.
Tentara Inggris dari NICA melaksanakan agresi pengusiran terhadap perjaka dan warga yang kemudian dibalas dengan pengepungan.
Kota Medan menjadi tidak kondusif sampai tanggal 10 Desember 1945 tentara Inggris mengadakan serangan besarbesaran terhadap konsentrasi TKR.
Pertempuran sengit pun terjadi di beberapa front. Gedung Arca dan Komite Nasional Indonesia dibakar tanggal 16 Desember 1945 dan keesokan harinya terjadi pengepungan tentara Inggris di Jalan Serdang.
Akibatnya, masjid Jamik hancur, demikian pula kantor kerapatan Sungai Percut, asrama TKR. RRI Sumatra yang terletak di Kampung Baru didinamit sampai hancur, sementara Harian Sinar Deli dihentikan terbit mulai tanggal 18 Desember 1945.
Sementara itu, TKR berhasil mengadakan serangan umum tanggal 15 Januari 1946. Di antaranya dipimpin oleh Achmad Tahir, Letnan Kolonel Cut Rachman, dan Mayor Martinus. Kota diserang dari segala penjuru dan pimpinan tentara Inggris pun mengajak diadakannya perundingan.
Buat lebih berguna, kongsi: