Puisi Lama: 18 Tumpuan Puisi Usang Syair Dalam Kesusasteraan Indonesia

Contoh Puisi Lama Syair dalam Kesusasteraan Indonesia. Puisi ialah salah satu jenis puisi usang selain jenis pantun, referensi karmina pantun, referensi talibun pantun, referensi bidal, dan referensi puisi mantra lama. Syair sendiri berasal dari kata syi'ru yang berarti perasaan. Bentuk puisi terdiri dari 4 baris dengan rima final a-a-a-a atau kadang kala a-b-a-b. Contoh-contoh dari jenis puisi usang ini telah disajikan sebelumnya, termasuk contoh-contoh puisi pendidikan dan makna, dan contoh-contoh ayat 4 ayat dan artinya. Artikel ini juga akan menawarkan beberapa referensi puisi untuk ditambahkan pada pemahaman pembaca.

Contoh puisi puisi usang dalam sastra Indonesia ialah sebagai berikut.

(12) Tuhan tak akan beri ujian
Di luar batas dayanya insan
Oleh karnanya jangan keluhkan
Ujian dari Dia Sang Tuhan

(13) Jikalau engkau tengah mencinta
Janganlah dengan membabi buta
Mencintailah kamu sewajarnya
Supaya engkau tak jadi gila

(14) Berdebar-debar di ini hati
Karena lihat pujaan hati
Ingin rasanya ku mendekati
Namun sayang saya tak berani

(15) Ingatlah selalu pada Illahi
Dikala lapang dan sempit diri
Niscaya nanti damai di hati
Niscaya hilang gundah di hati

(16) Lama sudah engkau saya nanti
Lama sudah rindu rekah di hati
Namun engkau belum juga kembali
Apakah engkau masih di bumi?

(17) Jika beliau memang jodoh hamba
Pertemukan hamba dengan dia
Jika beliau bukan jodoh hamba
Bantu hamba untuk relakannya

(18) Duhai para manusia sekalian
Carilah ilmu pengetahuan
Carilah semenjak dalam buaian
Hingga karenanya masuk kuburan

(1) Hidup di bumi sementara
Hidup di Sana selamanya
Ingatlah wahai mitra semua
Janganlah hingga engkau terlupa

(2) Luka di kaki masih bisa diobati
Pun begitu pula luka di jari
Namun kalau sudah luka di hati
Sungguh sukar untuk diobati

(3) Rukun Islam itu lima jumlahnya
Syahadat salat kemudian puasa
Berzakat kalau sudah berharta
Berhaji kalau sudah berdaya

(4) Jika mengambil suatu tindak
Pikirlah dengan nalar yang bijak
Agar hati tidak menyesak
Karena salah mengambil tindak

(5) Jikalau punya harta melimpah
Janganlah lupa untuk sedekah
Agar hartanya jadi barokah
Dan harta jadi makin faedah

(6) Jikalau hendak menilai insan
Jangan menilai dari tampilan
Tampilan bisa jadi tipuan
Untuk menutup borok di badan

(7) Jikalau memang sudah takdirnya
Pastilah nanti kita berjumpa
Jikalau memang bukan takdirnya
Marilah kita relakan saja

(8) Tuhan tidak akan tinggalkan kita
Selama kita tak tinggalkan-Nya
Maka bergegas bersahabat pada-Nya
Agar kamu tidak ditinggalkan-Nya

(9) Banyak berkata bukan pertanda
Miliki ilmu yang tak terhingga
Orang bakir jarang berkata
‘Tuk menawarkan keilmuannya

(10) Makan minumlah kamu seperlunya
Begitu pula dalam belanja
Sebab agama mengajar kita
Agar selalu hidup sahaja

(11) Barang siapa ingin dunia
Maka carilah ilmu dunia
Barang siapa ingin ridho-Nya
Maka carilah ilmu agama


Tersebut ialah beberapa referensi puisi puisi usang di Indonesia. Jika pembaca ingin masuk lebih dalam ke puisi dan beberapa referensi puisi usang lainnya, pembaca sanggup membuka artikel jenis puisi, aneka macam puisi dan penjelasan, pantun singkat, pantun terkait dalam bahasa Indonesia, contohnya gurindam dan maknanya, dan contoh-contoh pendidikan gurindam. Diskusi kali ini cukup untuk hingga di sini. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca juga, baik dalam ranah penyair khususnya, dan bahasa Indonesia pada umumnya. Itu saja dan terima kasih.

Sumber https://www.isplbwiki.net
Buat lebih berguna, kongsi:
close