Majas atau gaya bahasa dalam puisi yaitu gaya penulisan kalimat dengan pilihan kata yang tidak masuk nalar tetapi mempunyai makna. Penggunaan majas dan gaya bahasa ini bertujuan untuk memperindah puisi. Gaya bahasa atau majas yang sering dipakai dalam puisi yaitu personifikasi, metafora, hiperbola, dan sinekdok, baik yang totem pro parte maupun yang pars prototo.
![]() |
Contoh Puisi dengan Majas Personifikasi |
Berikut ini merupakan pola puisi yang berjudul Senyum Mentari Tangis Pepohonan
dengan tema Alam yang mengandung majas atau gaya bahasa:Senyum Mentari Tangis Pepohonan
Karyamun
Mentari tersenyum sumringah
Bersama gemericik air yang menari
Berkejaran dengan kupu dan capung
Nun jauh, gunung terlihat
Punggungnya mulai memerah
Tak sehijau dulu kala
Merusak segala ada
Setelah cucuraan deras keringat penambang pasir
Digantikan mesin keruk, pasir mengalir
Jadika insan congkak semakin tajir
Sementara, tak lagi kulihat indah ekor kutilang
Semua alam mengering
Bersama hati yang semakin kerontang
(sumber: pustamun.blogspot.com)
Bait pertama puisi di atas mengandung majas personifikasi. Majas personifikasi (pengorangan) yaitu majas yang menganggap benda atau makhluk seperti bertingkah menyerupai manusia. Dalam bait pertama puisi di atas masing-masing baris merupakan majas personifikasi.
Dalam baris pertama, mentari tersenyum merupakan upaya pengorangan (personifikasi) dari mentari yang bertingkah seperti insan yaitu tersenyum. Alih-alih untuk menawarkan bahwa matahari atau mentari sedang bersinar.
Dalam baris kedua bait pertama puisi di atas mengandung personifikasi alasannya yaitu air disebut menari, gemericik air yang menari. Menari yaitu acara yang sanggup dilakukan oleh manusia. Air yang gemericik disebut menari berarti ini merupakan personifikasi. Yang dimaksud dengan air yang menari adalah air yang mengalir.
Bait kedua puisi di atas mengandung majas metafora. Metafora yaitu penggunaan gaya bahasa yang seperti suatu benda atau makhluk bertindak sebagai benda atau makhluk lain. Dalam bait kedua puisi tersebut ada baris yang berbunyi punggungnya mulai memerah. Kata ganti -nya merujuk kepada gunung. Berarti punggung gunung. Padahal yang dimaksud yaitu puncak gunung. Penggunaan kata punggung dalam puisi di atas menawarkan adanya penyamaan gunung dengan makhluk lain (hewan atau manusia) yang mempunyai punggung.
Bait ketiga mengandung majas hiperbola. Majas hiperbola yaitu gaya bahasa yang memakai kata dan kalimat yang berlebih-lebihkan. Seolah-olah sangat berlebihan dari kenyataan yang terjadi. Majas hiperbola dalam bait ketiga puisi di atas terdapat dalam baris yang berbunyi: setelah cucuran deras keringat penambang pasir.
Kata cucuran memiliki makna jatuh mengalir atau mancur. Keringat mungkin menglir melekat di kulit, tetapi tidak ada keringat yang hingga mancur. Ditambah lagi dengan kata deras. Dengan memakai gaya bahasa hiperbola, puisi tersebut berusaha untuk menawarkan betapa beratnya keadaan yang sedang digambarkan.
Bait kelima dalam puisi di atas mengandung majas sinekdoke pars prototo dan sinekdoke totem pro parte. Majas pars prototo merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk mewakili keseluruhan. Majas ini terdapat dalam baris puisi yang berbunyi: Sementara, tak lagi kulihat indah ekor kutilang. Dalam baris puisi ini, dipakai kata ekor kutilang. Yang dimaksud yaitu burung kutilang. Bukan hanya ekornya saja, melainkan tidak lagi melihat burung kutilang alasannya yaitu alamnya rusak.
Majas totem pro parte merupakan gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan tetapi yang dimaksud yaitu sebagian saja. Majas totem pro parte dalam puisi di atas terdapat dalam baris puisi yang berbunyi: Semua alam mengering. Penggunaan kata semua alam pada dasarnya tidak semuanya. Yang dimaksud dalam puisi tersebut yaitu alam yang sedang dilihat oleh penulis puisi. Sementara itu yang dipakai yaitu kata semua alam. Padahal hanya sebagian alam saja, yang mengering bukan keseluruhannya.
Untuk mengetahui cara menjelaskan majas dengan gampang dan sanggup dipahami sanggup ditonton video dari tautan berikut ini: Tonton Video Majas Hiperbola
Untuk mengetahui cara menjelaskan majas dengan gampang dan sanggup dipahami sanggup ditonton video dari tautan berikut ini: Tonton Video Majas Hiperbola
Penggunaan majas atau gaya bahasa dalam sebuah puisi bertujuan untuk memperindah puisi. Jika gaya bahasa yang dipakai yaitu gaya bahasa ‘normal’ maka puisi tersebut tampak sebatas ucapan biasa yang tidak indah. Selain itu juga bertujuan untuk memperkuat makna, contohnya dalam penggunaan majas hiperbola yang dijelaskan di atas. Puisi tersebut memakai majas hiperbola untuk menawarkan tetap berat pekerjaan yang harus dilakukan sehingga harus menguras tenaga dan keringat yang seperti mengucur deras.
Selamat membaca. Silahkan dipelajari dan diunduh alias di-download juga materi-meteri puisi lainnya. Juga lihat Contoh Puisi yang lainnya atau pribadi unduh
Selamat membaca. Silahkan dipelajari dan diunduh alias di-download juga materi-meteri puisi lainnya. Juga lihat Contoh Puisi yang lainnya atau pribadi unduh
Buat lebih berguna, kongsi: