Jenis Jenis Paragraf Menurut Fungsi, Isi Dan Pengembangannya

Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Fungsinya – Paragraf ialah bahasa Yunani, paragraf yang berarti "tulis di samping" atau "tertulis di samping." Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, paragraf didefinisikan sebagai kepingan dari kepingan dalam esai yang biasanya berisi ilham sentral dan penulisan selalu dimulai dengan baris baru. Nama lain dari paragraf ialah paragraf.

Menurut Wiyanto (2006: 13), paragraf ialah kelompok kalimat yang saling terkait dan gotong royong menjelaskan satu titik fatwa untuk dikemukakan dalam seluruh tulisan. sebuah paragraf biasanya mempunyai ide, ide, atau fatwa yang dibantu dengan mendukung kalimat. Sebuah paragraf sanggup dimulai dengan baris gres atau tidak dimulai dengan baris baru. Paragraf sendiri mempunyai sejumlah tipe, baik menurut fungsi, konten, atau pola pengembangan. Artikel ini akan menjelaskan secara khusus jenis paragraf menurut fungsinya.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan dipaparkan jenis-jenis paragraf menurut fungsinya.

1. Paragraf Peralihan
Paragraf yang menjadi jembatan bagi dua paragraf utama, baik itu paragraf pembuka dengan pengembang maupun antara pengembang dan penutup. Alinea ini biasanya ditulis secara singkat. Tidak ibarat alinea lain yang sanggup ditulis secara panjang. Fungsi utama paragraf peralihan ialah untuk memudahkan pembaca  beralih dari satu gagasan paragraf pertama menuju ke gagasan paragraf selanjutnya.

2. Paragraf Pembuka
Jenis alinea ini terletak di awal sebuah tulisan, entah itu dalam subbab atau kepingan buku, maupun di awal sebuah karangan. Paragraf ini berfungsi untuk mengungkapkan sebuah aspek pokok pembicaraan dalam suatu tulisan. Selain itu, paragraf pembuka juga mempunyai fungsi lainnya, yaitu:

Menghantarkan pokok pembicaraan tulisan.
Untuk menarik perhatian dan minat pembaca yang hendak membaca goresan pena yang disajikan.
Memberikan citra secara keseluruhan isi dari goresan pena yang hendak disajikan oleh penulis.
Dalam penyajiannya, salah satu jenis paragraf ini haruslah disajikan secara menarik. Agar hal tersebut terjadi, sebuah alinea pembuka sanggup memakai unsur-unsur di bawah ini, yaitu:

  • Kutipan, peribahasa, dan anekdot.
  • Uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan.
  • Pendapat atau pernyataan si penulis.
  • Pengalaman eksklusif penulis yang berkaitan dengan pokok pembahasan dalam tulisan.
  • Maksud dan tujuan penulis menyusun goresan pena tersebut.
  • Pertanyaan penulis kepada pembaca. Biasanya, pertanyaan ini berbentuk kalimat interogatif atau kalimat tanya retorika.



3. Paragraf Penutup
Alinea ini terletak di simpulan tulisan, baik goresan pena di sebuah subbab, bab, maupun penghujung sebuah karangan. Paragraf berfungsi sebagai simpulan sebuah goresan pena sekaligus epilog dari tulisan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menciptakan alinea penutup, yaitu:

Paragraf dihentikan ditulis terlalu panjang.
Paragraf harus berisi kesimpulan sementara atau kesimpulan simpulan sebuah tulisan.
Harus sanggup menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.

4. Paragraf Pengembang
Merupakan alinea yang berfungsi untuk menyebarkan topik pembicaraan dalam suatu tulisan. Jenis paragraf ini sanggup berisi contoh-contoh, inti permasalahan, ataupun uraian pembahasan. iasanya terletak di tengah-tengah goresan pena dan terkadang sanggup ditulis secara panjang. Fungsi lain yang mesti dipenuhi alinea ini adalah:

  • Menjelaskan hal yang akan diuraikan di paragraf berikutnya.
  • Meringkas pembahasan di paragraf sebelumnya.
  • Mempersiapkan dasar atau landasan untuk kesimpulan sebuah tulisan.


Bisa disimpulkan, bahwa jenis-jenis paragraf beserta fungsinya terdiri atas empat jenis, yaitu paragraf pembuka, pengembang, peralihan, dan penutup. Demikianlah pembahasan artikel kali ini. Semoga sanggup memberi mandaat serta menambah waasan pembaca sekalian dalam ranah bahasa Indonesia. Terima kasih.

Sumber https://www.isplbwiki.net
Buat lebih berguna, kongsi:
close